Senin, 19 Maret 2012

Komponen Neraca Air Kasus 1 (tanaman jagung) Kasus 2 (tanaman gandum) Periode Waktu 1 Agu – 31 Agu 10 Jun – 30 Sep Kadar Air dalam profil tanah (pengamatan awal) 300 mm 150 mm Curah Hujan 70 mm 600 mm Irrigasi 0 mm 0 mm Kapilaritas dari Air Tanah Dalam 0 mm 0 mm Evapotranspirasi Tidak diketahui ? 530 mm Limpasan permukaan 10 mm 70 mm Drainasi ke lapisan dalam 0 mm Tidak diketahui ? Kadar Air dalam profil tanah (pengamatan akhir) 250 mm 60 mm Nama : NURTIA NI”MATUR ROSYIDAH NIM : 105040201111086 Kelas : F Pertanyaan : 1. Berapakah “evapotranspirasi” yang terjadi pada kasus 1 ? 2. Berapa besarnya air yang hilang akibat drainasi ke lapisan lebih dalam pada kasus 2 ? 3. Kedua contoh kasus di atas merupakan perhitungan neraca air dalam periode yang agak panjang (20 hari dan 100 hari). Bagaimana jika neraca air ini harus dihitung setiap minggu (mingguan) dan bagaimana pula jika setiap haris (harian). Apa yang perlu menjadi perhatian (diskusikan !) ? Irigasi adalah praktek memberikan air kepada tanaman sesuai dengan kemampuan tanah dan kebutuhan tanaman. Dari penjelasan dan contoh kasus di atas, diskusikan dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini : 1. Apakah yang dimaksud dengan “sesuai dengan kemampuan tanah” dalam pernyataan di atas? 2. Apakah yang dimaksud dengan “memberikan air sesuai kebutuhan tanaman” ? 3. Jelaskan dengan ringkas, bagaimana cara mengukur setiap komponen neraca air tersebut ! 4. Dari komponen-komponen neraca air yang diuraikan di atas, komponen manakah yang bisa diukur dengan relatif mudah dan komponen mana yang sulit dilakukan pengukuran ? Apa pertimbangannya Sdr mengatakan demikian ? 5. Dari komponen-komponen neraca air tsb, komponen irigasi adalah yang selalu menjadi tujuan akhir dari pertanyaan yang diajukan, sehingga komponen-komponen lainnya harus diketahui. Jika pengukurannya sulit, maka terpaksa harus dilakukan penaksiran, misalnya terhadap komponen evapotranspirasi. Jelaskan bagaimana menaksir evapotranspirasi tanaman ? Jawaban Keterangan : M1 = kadar air dalam profil tanah M2 = kadar air dalam profil tanah P = curah hujan I = irigasi K = kapilaritas dari air tanah dalam EV = evapotraspirasi LP = Limpasan permukaan D = Drainase kelapisan permukaan dalam 1. M1 - M2 = (P+I+K) – (ET+D+LP) 300 – 250 = 70+0+0) – (ET+0+10) 50 = 70 – ET – 10 50 = 60 – ET ET = 10 2. M1 + P + I + K = M2+ET+D+LP 150 + 600 + 0 + 0 = 60 +530 + D +70 750 = 660 +D D = 90 Atau M1 - M2 = (P+I+K) – (ET+D+LP) 150 - 60 = (600+0+0) – (530+D+70) 90 = 600 – 600 – D D = -90 3. Evapotranspirasi Kehilangan air melalui evaporasi mempunyai akibat terhadap fisiologi tanaman secara tidak langsung, seperti mempercepat penerimaan kadar air pada lapisan atas dan memodifikasi iklim mikro di sekitar tanaman. Beberapa usaha untuk mengurangi evaporasi tanah telah dilakukan seperti penggunaan mulsa dan pengaturan populasi tanaman atau jarak tanam yang efisien. Usaha tersebut disertai dengan pemilihan kultivar yang mempunyai efisien transpirasi tinggi. Pada suatu areal pertanian, penyediaan air tanaman berasal dari curah hujan atau irigasi sedangkan kehilangan air dapat berupa drainase, limpasan permukaan( run off), evaporasi, dan transpirasi. Keseluruhan masukan(input) dan keluaran (output) air ini dapat dirumuskan sebagai neraca air. 4. Air yang berada pada lapisan atas dari zone aerasi disebut lengas tanah. Apabila kapasitas menahan air tanah pada zone aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak kebawah menuju zone saturasi .dan air pada zone saturasi disebut air tanah. Diatas zone saturasi terdapat air kapiler, didalam gambar ditunjukkan dengan de¬retan garis garis vertikal. Air pada daerah kapiler ini mengisi ruang ruang pori yang kecil dan dapat berasal dari air tanah yang terangkat oleh gaya gaya kapiler. 5. Tanaman memerlukan air dalam jumlah yang berbeda beda menurut macam tanaman dan usia tanaman. Ditinjau dari segi reaksinya terhadap air (response), secara garis besar digolongkan menjadi tiga jenis (1) tanaman aquatik, (2) tanaman semi akuatik, misalnya padi sawah, (3) tanaman tanah kering. Kebutuhan air bagi tanaman agak kurang pada permulaan tumbuh dan kebutuhan itu besar pada saat berbunga dan berbuah dan menjadi kurang lagi pada saat buah masak. Pemberian air irigasi perlu disesuaikan dengan usia tanaman, dengan perhatian khusus pada masa-masa kritis. Untuk padi maka pada saat pertumbuhan vegetatif (sejak tumbuh tak termasuk reproduksi), kelembaban tanah yang dipandang baik adalah 30%. Tinggi genangan yang terlampau dalam berpengaruh kurang baik diantaranya menghambat pertumbuhan tunas-tunas anakan, walaupun juga punya pengaruh menekan pertumbuhan rumput pengganggu. Jadi tinggi genangan dipetak sawah perlu diatur. 6. Dalam konsep siklus hidrologi bahwa jumlah air di suatu luasan tertentu dipermukaan bumi dipengaruhi oleh besarnya air yang masuk ( input) dan keluar (output) pada jangka waktu tertentu. Neraca masukan dan keluaran air di suatu tempat dikenal sebagai neraca air (water balance). Dalam perhitungan neraca air lahan bulanan diperlukan data masukan yaitu curah hujan bulanan (CH), evapotranspirasi bulanan (ETP), kapasitas lapang (KL) dan titik layu permanen (TLP). Nilai -nilai yang diperoleh dari analisis neraca air lahan ini adalah harga-harga dengan asumsi -asumsi : (1) lahan datar tertutup vegetasi rumput, (2) lahan berupa tanah dimana air yang masuk pada tanah tersebut hanya berasal dari curah hujan saja dan (3) keadaan profil tanah homogen sehingga KL dan TLP mewakili seluruh lapisan dan hamparan tanah. 7. Komponen yang sulit dilakukan pengkuran ialah komponen evapotranspirasi karena banyaknya faktor faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi maka untuk menghitung laju evapotranspirasi dengan rumus rumus sebetulnya sangat sulit. Sedangkan komponen yang mudah dilakukan pengukuran adalah komponen limpasan permukaan, dimana limpasan ini dapat dilihat dari besar kecilnya hujan turun kebumi, dan dari berapa besar lubang-lubang yang terisi oleh air. 8. Dengan cara menentukan laju penguapan dari permukaan tanah serta transpirasi dari tanaman adalah penting dalam analisis hidrologi, misalnya saja untuk mendesain dan mengoperasikan jaringan irigasi atau dalam analisis keseimbangan air dalam suatu daerah pengaliran sungai (DPS). Sulit dilakukan pemisahan air yang dihasilkan oleh penguapan dari permukaan tanah dan ditranspirasikan oleh tanaman. Oleh karena itu penguapan oleh transpirasi dalam analisis hidrologi umumnya dicakup dengan istilah evapotranspirasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar